Premier League lagi diguncang isu finansial yang bisa banget ngerusak vibe musim 2024/25. Gimana nggak, Manchester City, juara bertahan liga, tengah menghadapi 115 dakwaan soal dugaan pelanggaran finansial yang masih belum tuntas. Selain itu, Leicester dan Everton juga ikut terseret dalam kasus serupa, berkaitan dengan dugaan pelanggaran aturan profitabilitas dan keberlanjutan liga (PSR).
Bos Premier League, Richard Masters, buka suara soal kasus ini dalam wawancaranya dengan Sky Sports. Ketika ditanya apakah isu finansial yang belum selesai ini bakal jadi bayang-bayang kelam di musim depan, Masters jawab dengan tegas, "Ini penting, dan aku ngerti kalau ini bisa bikin ketidakpastian dan frustrasi. Tapi nggak ada cara lain yang lebih baik dari menegakkan aturan yang udah disepakati semua klub di awal musim."
Menurut Masters, semua klub udah sepakat dan berjabat tangan buat patuh sama aturan yang ada. Jadi, Premier League nggak punya pilihan lain selain menegakkan aturan itu, meskipun itu bikin situasi jadi sulit atau bikin frustrasi beberapa pihak. "Ini soal menjaga nilai inti dan persaingan kompetitif di Premier League. Dan itu adalah tugas utama aku, yang bakal terus aku lakuin," tambahnya.
Manchester City, yang sekarang lagi berusaha buat ngukir sejarah dengan meraih gelar Premier League kelima berturut-turut, udah berhasil memenangkan dua kali gelar sejak dakwaan pertama kali diumumkan pada Februari tahun lalu. Meski mereka dengan keras membantah semua tuduhan, laporan menyebutkan bahwa sidang terkait kasus ini kemungkinan bakal dimulai September mendatang. Tapi, Masters sendiri nggak mau spekulasi soal timeline-nya.
"Aku rasa ini perlu segera diselesaikan," kata Masters. "Tapi itu bukan di tangan kita. Itu di tangan panel independen. Mereka yang pegang kendali soal timing dan jalannya proses ini, dan kita harus biarin mereka ngelakuin tugasnya."
Dugaan pelanggaran yang dilakukan City terkait dengan aturan yang mengharuskan pelaporan informasi finansial yang akurat dan pengajuan rincian gaji manajer serta pemain sesuai kontrak yang relevan. Selain itu, City juga dituduh melanggar aturan yang mengharuskan mereka untuk mematuhi peraturan keuangan UEFA dan regulasi profitabilitas serta keberlanjutan liga.
City juga diduga nggak kooperatif dan nggak ngasih bantuan yang dibutuhkan dalam investigasi yang dilakukan Premier League terkait pelanggaran tersebut, yang disebut liga dimulai sejak Desember 2018.
Kasus serupa juga pernah menimpa Everton dan Nottingham Forest, yang sampai kena pengurangan poin musim lalu karena melanggar aturan PSR. Aturan ini masih berlaku untuk musim mendatang, dengan batas kerugian maksimal sebesar £105 juta selama tiga musim.
"Aku nggak bisa spekulasi soal kemungkinan adanya dakwaan terkait periode penilaian PSR musim 2023-24," kata Masters. "Kita cuma bisa bikin keputusan kalau udah ada laporan keuangan yang diaudit, dan proses itu baru mulai menjelang akhir tahun."
Bos Premier League, Richard Masters, buka suara soal kasus ini dalam wawancaranya dengan Sky Sports. Ketika ditanya apakah isu finansial yang belum selesai ini bakal jadi bayang-bayang kelam di musim depan, Masters jawab dengan tegas, "Ini penting, dan aku ngerti kalau ini bisa bikin ketidakpastian dan frustrasi. Tapi nggak ada cara lain yang lebih baik dari menegakkan aturan yang udah disepakati semua klub di awal musim."
Menurut Masters, semua klub udah sepakat dan berjabat tangan buat patuh sama aturan yang ada. Jadi, Premier League nggak punya pilihan lain selain menegakkan aturan itu, meskipun itu bikin situasi jadi sulit atau bikin frustrasi beberapa pihak. "Ini soal menjaga nilai inti dan persaingan kompetitif di Premier League. Dan itu adalah tugas utama aku, yang bakal terus aku lakuin," tambahnya.
Manchester City, yang sekarang lagi berusaha buat ngukir sejarah dengan meraih gelar Premier League kelima berturut-turut, udah berhasil memenangkan dua kali gelar sejak dakwaan pertama kali diumumkan pada Februari tahun lalu. Meski mereka dengan keras membantah semua tuduhan, laporan menyebutkan bahwa sidang terkait kasus ini kemungkinan bakal dimulai September mendatang. Tapi, Masters sendiri nggak mau spekulasi soal timeline-nya.
"Aku rasa ini perlu segera diselesaikan," kata Masters. "Tapi itu bukan di tangan kita. Itu di tangan panel independen. Mereka yang pegang kendali soal timing dan jalannya proses ini, dan kita harus biarin mereka ngelakuin tugasnya."
Dugaan pelanggaran yang dilakukan City terkait dengan aturan yang mengharuskan pelaporan informasi finansial yang akurat dan pengajuan rincian gaji manajer serta pemain sesuai kontrak yang relevan. Selain itu, City juga dituduh melanggar aturan yang mengharuskan mereka untuk mematuhi peraturan keuangan UEFA dan regulasi profitabilitas serta keberlanjutan liga.
City juga diduga nggak kooperatif dan nggak ngasih bantuan yang dibutuhkan dalam investigasi yang dilakukan Premier League terkait pelanggaran tersebut, yang disebut liga dimulai sejak Desember 2018.
Kasus serupa juga pernah menimpa Everton dan Nottingham Forest, yang sampai kena pengurangan poin musim lalu karena melanggar aturan PSR. Aturan ini masih berlaku untuk musim mendatang, dengan batas kerugian maksimal sebesar £105 juta selama tiga musim.
"Aku nggak bisa spekulasi soal kemungkinan adanya dakwaan terkait periode penilaian PSR musim 2023-24," kata Masters. "Kita cuma bisa bikin keputusan kalau udah ada laporan keuangan yang diaudit, dan proses itu baru mulai menjelang akhir tahun."