Menjelang ESI Lisbon: Peluang Cuan dan Tantangan Iklan dalam Game



Jelang konferensi utama ESI Events, yaitu ESI Lisbon (23-25 September), 'Looking at Lisbon' akan mengupas topik-topik seru di balik panel diskusi konten mereka. Kali ini, kita bakal bahas tentang potensi dan tantangan iklan dalam game.

Industri game sekarang jadi medan baru buat para pengiklan. Di saat media tradisional makin kesulitan menarik perhatian para gamers yang lebih suka pakai ad-blocker dan nongkrong di platform digital, merek-merek besar lagi sibuk cari cara buat bisa merangkul audiens yang makin susah dijangkau ini.

Nah, iklan dalam game jadi salah satu solusi potensial yang menjanjikan. Iklan ini bisa ngehantarin merek langsung ke tengah-tengah permainan dengan cara yang otentik dan, bahkan, bisa ningkatin pengalaman main. Alih-alih ngeganggu dengan iklan yang tiba-tiba muncul, iklan dalam game bisa bikin merek jadi bagian dari pengalaman bermain gamers. Jadi, bukannya ngeganggu, tapi malah nambah seru.

Tapi, nggak selamanya mulus. Ada risiko kalau iklan dalam game malah jadi gangguan kalau nggak dieksekusi dengan baik—apalagi buat gamers yang udah kapok sama iklan mengganggu di game mobile, yang sering kali bikin kesel. Hal kayak gini harus banget dihindari.

Gamers juga dikenal sebagai orang-orang yang menghargai keaslian. Jadi, pengiklan harus bisa bikin pengalaman yang nggak cuma otentik, tapi juga nambah nilai ke gameplay, bukan malah ngurangin.

Ada juga kekhawatiran kalau fokus berlebihan pada iklan dalam game bisa bikin kualitas game jadi turun di mata para pemain. Mereka mungkin bakal ngerasa kalau pengembang lebih mentingin duit dari iklan daripada ngejaga kualitas gameplay, dan ini bisa bikin pengembang dan pengiklan jadi target kekesalan.

Efektivitas iklan dalam game sangat tergantung dari gimana caranya dijalanin. Kalau dilakukan dengan benar, iklan bisa nambah pengalaman bermain, misalnya dengan ngasih konten tambahan atau reward. Tapi kalau salah, iklan bisa jadi gangguan yang bikin pemain ilfeel, terutama kalau iklannya nggak nyambung sama game atau si pemain.

Contoh iklan dalam game yang sukses juga banyak, kok. Misalnya, ada integrasi iklan yang halus kayak spanduk bersponsor di turnamen internasional League of Legends yang nggak ganggu gameplay sama sekali. Ada juga game kayak Rocket League yang dengan cerdik ngasih pemain kesempatan buat nyetir mobil-mobil nyata seperti BMW. Mereka bahkan ngasih ruang buat organisasi esports buat naruh sponsor mereka di decal tim mereka. Roblox juga nggak kalah keren dengan nawarin barang-barang dan pengalaman virtual yang cocok buat audiens mudanya, kayak Gucci Garden Experience tahun 2021. Fortnite bahkan lebih epic lagi dengan bikin acara-acara imersif kayak konser Metallica 2023, yang ngerubah platform mereka jadi panggung kolaborasi merek yang nggak terlupakan.

Iklan dalam game emang punya peluang besar, tapi juga ada tantangannya. Seberapa besar peluang ini, dan gimana cara terbaik buat ngejalanin iklan terintegrasi tanpa bikin kesalahan?

Yuk, gabung sama Erik LondrĂ©, CEO studio metaverse Karta, Fabian Furch dari grup media game EarlyGame, dan pembicara top lainnya (yang bakal segera diumumin) dalam panel diskusi bertajuk Selling on the Rift: The benefits of otherworldly product placement—diskusi seru tentang manfaat dan pertimbangan iklan terintegrasi dalam game—di ESI Lisbon pada 25 September nanti.
Lebih baru Lebih lama